London (6): Oxford Centre for Islamic Studies (OCIS) yang Prestisius
Surat Shofwan Karim dari London (6)
Oxford Centre for Islamic
Studies (OCIS) yang Prestisius
Sahabatku H. Darlis, Zaili, Hasril dan Eko yang baik. Dari Desa Machen, kami berpacu ke Oxford sore (29/7/2004) itu. Tepat pukul tiga petang, sesuai janji, kami sampai di kota Kampus Universitas Oxford. Universitas yang sudah berusia lebih 750 tahun itu, seperti kota lain di Eropa adalah kota tua. Gedung-gedung ratusan tahun menyambut. Dari luar kelihatan kusam. Tetapi dari dalam bersih dan menarik. Lengkap fasilitasnya.
Kami perputar-putar mencari alamat yang dituju. Voucher vodafone habis. Jadi tak bisa kontak. Baru setelah bertanya ke satu gerai tempat saya mengisi pulsa ulang, George Street, kami temukan. Rupanya hanya empat gedung di sebelahnya, alamat yang kami maksud. Saya tentu saja minta maaf, karena setengah jam terlambat. Dr Hasan Abedin membawa kami ke lantai lima. Di situ sudah menunggu Direktur OCIS Dr. Farhan Ahmad Nizami.
Berdiri pada tahun 1985, Pusat Studi Islam ini berasosiasi penuh dengan Universitas Oxford. OCIS bukan merupakan lembaga tempelan dari luar. Meskipun demikian, sebagaimana pusat studi lainya yang ada universitas tertua di Inggris ini, OCIS merupakan lembaga otonom. Mengatur dirinya namun menggunakan fasilitas penuh dari Universitas Oxford. Semua falisitas dapat digunakan secara cuma-Cuma.
Sebaliknya, tenaga pengajar, riset dan publikasi serta produk “centre”, begitu sebutan mereka, memberikan kontribusi penuh pula. Artinya « centre », secara terprogram sesuai permintaan dan kemampuan memberikan orang dan produk mereka untuk dimanfaatkan oleh berbagai college, fakultas, bidang studi dan institusi di Oxford ini.
Akan tetapi dari segi pendanaan, OCIS mandiri. Centre yang sangat prestisius dan bergengsi ini telah meraup dukungan banyak tokoh dan institusi negara Islam. Sesuai dengan namanya, disebutlah Fellowship dan Scholarship. Sultan Berunai Darussalam. Fellowship Sultan Abdul Aziz dan Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz Saudi Arabia Shalahuddin Abdul Jawad Fellowship. Al-Bukhari Foundation Fellowship .Abdul Aziz al-Mutawa dan Muhammad Ladin Fellowship.
Termasuk beberapa individu dan lembaga dari negara Barat. Eropa maupun Amerika. Seperti KFAS Fellowship dan the Commonwealth Fellowship. The Chevening dan Foed Foundation Fellowship. Begitu pula apa yang disebut Imam Bukhari dan Imam Tirmizi Scholarships. Easa Saleh Al-Gurg Scholarship, Kahlid Ibrahim, Saif Al-Nahayan dan Chevening serta Barcalay Schiolarship. Semuanya diekspose secara internasional.
Lebih dari itu, pelindung dari centre ini yang disebut Patron of OCIS adalah The Prince of Wales, Pangeran Charles (kini King Charles) sendiri.
Para ahli yang mengabdi penuh di OCIS disebut fellow dan scholar untuk periset dan yang studi atau menulis karya tertentu serta mengajar intensif. Umumnya mereka adalah post-doctoral.
Meskipun ada juga yang undergraduate. Ini tentu saja untuk yang mengerjakan studi riset yang amat langka atau paling signifikan. Paling tidak ada dua belas kali lipat dari setiap subjek, jumlah para ahli pengabdi penuh pemegang fellowship dan scholarship itu.
Mereka para ahli studi al-Qur’an, Hadist, Hukum Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Sejarah Islam, Hubungan International, Antropology, Sosiologi, Ekonomi dn Keuangan, Seni dan Arsitektur. Begitu pula fellowship dan scholarship tentang studi Persia, Urdhu, Turki Ottoman, Swahili, Melayu dan Studi Ahli Islam tentang Barat.
Merekalah yang terlibat penuh di dalam proses belajar-mengajar, supervisi riset di berbagai fakultas dan jurusan di Univerasitas Oxford. Pada saat ini tersedia para ahli pada bidang-bidang studi Ilmu-Ilmu Sosial, Sejarah Moderen, Theologi atau Aqidah, Studi Ketimuran dan Pendidikan. Sejalan dengan itu, “ centre” juga mensponsori regular kelas, seminar-seminar, riset, workshop, penerbitan dan publikasi.
Sebuah mega proyek riset akan menerbitkan Atlas Sejarah Sosial dan Intelektual Muslim Dunia. Proyek ini melibatkan jaringan scholar dan periset seluruh dunia. Publikasi yang akan diterbitkan oleh Oxford Univeristy Press itu dibantu oleh Leverhulme, Kerajaan Inggris dan Andrew W. Mellon Foundation (USA).
Sejalan dengan itu, tenaga inti para ahli tadi, telah dan akan memperkaya serta memperluas sumber akademic Oxford. Mereka memperkenalkan perspektif segar di dalam disiplin ilmu yang bervariasi di dalam seni, humaniora dan ilmu-ilmu sosial.
Terutama Islam klasik, pertengahan dan modern. Baik yang tekstual maupun yang kontekstual. Yang naqli dan aqli. Yang konseptual, teoritis, idealita ke aktualita dan realita. Antara yang menyejarah, kekinian dan futuristik ***
Komentar