Shalat Jumat di Masjid Ottawa
https://www.facebook.com/notes/shofwan-karim/shalat-jumat-di-masjid-ottawa/10152166002268427?pnref=
Shalat Jumat di Masjid Ottawa
Oleh Shofwan Karim
Haedar (18) mengajak saya Shalat Jumat di Masjid
Asosiasi Muslim Ottawa. Pada 1984, saya hanya ambil foto di luar. Ketika itu
ditemani diplomat KBRI Ottawa, Husni Sungkar, ipar atau suami kakak Menteri
Pendidikan dan Kebudyaan sekarang.
Haedar adalah putra kedua Dubes RI untuk Kanada dan
merangkap pimpinan Aviasi Indonesia PBB di Montreal.
Haedar sedang persiapan kuliah di Ottawa. Dia akan
mengambil Ilmu Politik. Karena itu sebagaimana lazimnya di Kanada, remaja akan
kuliah masuk kelas persiapan dulu.
Dia berpikir akan mengambil kuliah di Univeristas
Ottawa atau Universitas Carlton. Yang disebut kedua adalah tempat kuliah Dr.
Dino Pati Jalal, Mantan Dubes RI di Amerika tempo hari.
Basis kehidupan
Perasaan saya Masjid OMA (Ottawa Muslim
Association) ini sebesar Masjid Kampus UNP di Air Tawar Padang. Ketika
Khatib naik Mimbar, cara khutbah dan kemudian belakangan shalatnya sama dengan
kita di Padang. Tentu saja dalam Bahasa Inggris. Kecuali kutipan ayat dan
hadis.
Bedanya tentu jemaahnya. Di Padang tidak lazim
wanita ikut shalat Jumat. Di masjid OMA ini pada lantai 2 ada puluhan ibu-ibu
dan wanita muda yang menjadi jemaah.
Khutbah khatib fokus kepada pentingnya memelihara
kekuatan keluarga. Keluaga adalah basis kehidupan. Kasih sayang suami isteri.
Tanggungjawab terhadap anak oleh kedua orang tua. Didahului oleh saling cinta
antara suami-isteri padat, kekal dan saling memahami.
Berawal dari kutipan Surat al-Rum 21, khatib
mengingatkan tanpa keluarga yang kokoh dengan kasih sayang paripurna, kehidupan
akan porak poranda. Saya ingat teman-teman di Kanada, banyak yang mengalami
perpisahan setelah anak tumbuh bahkan dewasa.
Baik mereka yang kawin sesama orang di Kanada,
maupun yang kawin silang dengan orang Indonesia. Tentu tak kurang pula yang
abadi dan kekal.
Imam Samy Metwally yang dikontrak oleh OMA utk 4
tahun adalah tamatan Uiversitas Al-Azhar Mesir, penerima beasiswa Full
Bright Hartford Seminary dan Universitas Negeri Arizona, AS. Imam dengan 5 rang
putra putri itu ahli dalam studi syariat Islam, juga pakar hubungan Islam
dan Kristen.
Status dan fungsi Imam amat strategis. Dia
menjadi imam shalat, khatib dan memberikan pelajaran keislaman. Lebih dari
itu yang berhak menikahkan pasangan muslim dengan memberikan sertifikat.
Sebagai dasar penegakan syariat Islam basis keluarga utama syah sebagai
pasangan muslim-muslimah.
Dengan sertifikat itu pasangan tersebut
barulah mendaftar di catatan sipil pemerintah untuk disyahkan sebagai pasangan
resmi diakui negara.
Masjid kedua
Masjid OMA adalah yang kedua berdiri pada 1962 dan
selesai 1965. Sedang masjid pertama didirikan oleh Masyarakat Muslim Ottawa di
tempat lain pada 1940. Di Ottawa ada 12 buah masjid. Inilah penampung kegiatan
ibadah untuk sekitar 80 ribu muslim-muslimah di Ottawa yang sekarang
berpenduduk lebih kurang 1 juta jiwa.
Masjid OMA didirikan atas inisiatif pertama datang
dari ayah Mohamed Ghadhan. Keluarga muslim sunni dari Lebanon. Mohamed Ghadban
kini menjadi Presiden Direktur untuk jangka waktu sampai 2016. Dia
didampingi 7 anggota direksi, 2 sekretaris, keuangan dan 8 wali amanat serta 1
ketua kemite kerjasama.
Menurut Anis Chamseddine, Presiden OMA sebelumnya
dan sekarang menjabat Wakil Peresiden, OMA menjadi pusat komunitas muslim di
Ottawa. Oleh karena itu, OMA bukan saja pusat pembinaan internal umat Muslim,
tetapi juga pusat hubungan Muslim dengan agama dan komunitas lain.
OMA bahkan menjadi tepat utama pemerintah Ottawa
khususnya dan Kanada umumnya untuk berkoordinasi dan konsultasi. Karena itu
kalau ada sesuau yang menggembirakan OMA menjai perwakilan.
Sebaliknya bila ada sesuatu yang menjadi masalah,
OMA pula tempat mereka meminta pendapat dan kadang-kadang minta
pertanggungjawaban. (*/Bersambung)
*) bagian7, perjalanan ke Kanada Februari
2015
Komentar